Kini kota kami tampak muram. Diantara pohon-pohon yang membuat kota kami jadi teduh, ada wajah-wajah narsis orang yang tak kami kenal. Wajah-wajah itu tercetak pada poster-poster dan baliho-baliho berukuran jumbo. Wajah-wajah itu tampak pongah dengan senyumnya. Kepongahan itu makin kentara ketika ada slogan-slogan basi yang ikut mengekor. Bersih. Jujur. Adil. Tegas. Peduli. Ah, mata kami […]
Tag Archives: puisi
kepada kau yang barangkali [ puisi ] : untuk Fasya Aulia I kutemukan kau dalam jeda yang tak teraba kukenali kau dalam senyum yang selintas lalu ku cari tahu siapa namamu? II kau yang barangkali melekat sangat dalam benakku walaupun membayang walaupun samar III kau yang barangkali kususuri kau dalam raguku tetapi tetap saja kau […]
Hemat dari hari ke hari bunuh diri pelan-pelan dari tahun ke tahun bertimbun luka di badan maut menabungKu segobang-segobang 1977 1. Begitulah gambaran waktu dalam sajak berjudul Hemat karya Sutardji Calzoum Bachri. Waktu bisa menjelma luka, dan terkadang waktu juga bisa menjelma duka. Waktu bisa menjadi kawan yang ramah, […]
pada bumiku [ puisi ] kupandangi bumi dengan sia-sia kulihat bumi yang luka-luka aku bersedih. aku kasihan pada bumiku maafkan aku. bumi aku jahat. telah kulukai engkau padahal kau. baik hatinya aku memang jahat pada bumiku
Kertas kosong [ Puisi ] mari dedahkan hitammu disini disini. tepat di kertas kosong ini pelan-pelan saja. jangan terlampau ambisi mari dedahkan hitammu disini disini. tepat di putih kertas ini pelan-pelan saja. jangan terlampau amarah mari dedahkan hitammu disini disini. tepat di putih mataku mataku yang buta. tanpa bulat hitam disana hati-hati. jangan terharu. cukup […]
“April is the cruelest month, breeding lilacs out of the dead land, mixing memory and desire, stirring dull roots with spring rain.” ― T.S. Eliot, The Waste Land Mungkin bagi seorang T.S Elliot bulan April adalah bulan yang kejam, jahat, bengis dan suram. Tetapi bagi saya bulan April adalah bulan pembuka jalan. Dibulan april ini saya dipertemukan […]
Berani Berlayar Tidak untuk kali ini Aku tak mau perih ditusuk duri Aku takut, mataku sayu Aku tak berani menggelandang dengan bintang Aku terlalu lemah untuk itu Tapi mengapa kau terus menghujam Menyuruhku untuk berlayar Dalam gelap gulita niatmu belum surut Siapakah dirimu ? Mungkinkah itu aku ? Aku yang bebas berani menerjang segala Lalu […]